SHOOTflySHOOT

Thursday, August 8, 2013

Saturday, August 3, 2013

RAMADHAN DAY 25

PANDUAN I'TIKAF RAMADHAN


I’tikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu. Sedangkan secara syar’i, i’tikaf berarti menetap di masjid dengan tata cara yang khusus disertai dengan niat.[1]
Dalil Disyari’atkannya I’tikaf
Ibnul Mundzir mengatakan, “Para ulama sepakat bahwa i’tikaf itu sunnah, bukan wajib kecuali jika seseorang mewajibkan bagi dirinya bernadzar untuk melaksanakan i’tikaf.”[2]
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf selama dua puluh hari”.[3]
Waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah di akhir-akhir ramadhan (10 hari terakhir bulan Ramadhan) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”[4]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdo’a dan banyak berdzikir ketika itu.[5]
I’tikaf Harus Dilakukan di Masjid
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”(QS. Al Baqarah: 187). Demikian juga dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu juga istri-istri beliau melakukannya di masjid, dan tidak pernah di rumah sama sekali. Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Para ulama sepakat bahwa disyaratkan melakukan i’tikaf di masjid.”[6] Termasuk wanita, ia boleh melakukan i’tikaf sebagaimana laki-laki, tidak sah jika dilakukan selain di masjid.[7]
I’tikaf Boleh Dilakukan di Masjid Mana Saja
Menurut mayoritas ulama, i’tikaf disyari’atkan di semua masjid karena keumuman firman Allah di atas (yang artinya) “Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”. [8]
Imam Bukhari membawakan Bab dalam kitab Shahihnya, “I’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramdhan dan i’tikaf di seluruh masjid.” Ibnu Hajar menyatakan, “Ayat tersebut (surat Al Baqarah ayat 187) menyebutkan disyaratkannya masjid, tanpa dikhususkan masjid tertentu”[9].[10]
Para ulama selanjutnya berselisih pendapat masjid apakah yang dimaksudkan. Apakah masjid biasa di mana dijalankan shalat jama’ah lima waktu[11] ataukah masjid jaami’ yang diadakan juga shalat jum’at di sana?
Imam Malik mengatakan bahwa i’tikaf boleh dilakukan di masjid mana saja (asal ditegakkan shalat lima waktu di sana, pen) karena keumuman firman Allah Ta’ala,
وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”(QS. Al Baqarah: 187). Ini juga menjadi pendapat Imam Asy Syafi’i. Namun Imam Asy Syafi’i rahimahullah menambahkan syarat, yaitu masjid tersebut diadakan juga shalat Jum’at.[12] Tujuannya di sini adalah agar ketika pelaksanaan shalat Jum’at, orang yang beri’tikaf tidak perlu keluar dari masjid.
Kenapa disyaratkan di masjid yang ditegakkan shalat jama’ah? Ibnu Qudamah katakan, “Shalat jama’ah itu wajib (bagi laki-laki). Jika seorang laki-laki yang hendak melaksanakan i’tikaf tidak berdiam di masjid yang tidak ditegakkan shalat jama’ah, maka bisa terjadi dua dampak negatif: (1) meninggalkan shalat jama’ah yang hukumnya wajib, dan (2) terus menerus keluar dari tempat i’tikaf padahal seperti ini bisa saja dihindari. Jika semacam ini yang terjadi, maka ini sama saja tidak i’tikaf. Padahal maksud i’tikaf adalah untuk menetap dalam rangka melaksanakan ibadah pada Allah.”[13]
Wanita Boleh Beri’tikaf
Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri beliau untuk beri’tikaf.  ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ ، وَإِذَا صَلَّى الْغَدَاةَ دَخَلَ مَكَانَهُ الَّذِى اعْتَكَفَ فِيهِ – قَالَ – فَاسْتَأْذَنَتْهُ عَائِشَةُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus i’tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa beri’tikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.”[14]
Dari ‘Aisyah, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”[15]
Namun wanita boleh beri’tikaf di masjid asalkan memenuhi 2 syarat: (1) Meminta izin suami dan (2) Tidak menimbulkan fitnah (godaan bagi laki-laki) sehingga wanita yang i’tikaf harus benar-benar menutup aurat dengan sempurna dan juga tidak memakai wewangian.[16]
Lama Waktu Berdiam di Masjid
Para ulama sepakat bahwa i’tikaf tidak ada batasan waktu maksimalnya. Namun mereka berselisih pendapat berapa waktu minimal untuk dikatakan sudah beri’tikaf. [17]
Bagi ulama yang mensyaratkan i’tikaf harus disertai dengan puasa, maka waktu minimalnya adalah sehari. Ulama lainnya mengatakan dibolehkan kurang dari sehari, namun tetap disyaratkan puasa. Imam Malik mensyaratkan minimal sepuluh hari. Imam Malik  juga memiliki pendapat lainnya, minimal satu atau dua hari. Sedangkan bagi ulama yang tidak mensyaratkan puasa, maka waktu minimal dikatakan telah beri’tikaf adalah selama ia sudah berdiam di masjid dan di sini tanpa dipersyaratkan harus duduk.[18]
Yang tepat dalam masalah ini, i’tikaf tidak dipersyaratkan untuk puasa, hanya disunnahkan[19]. Menurut mayoritas ulama, i’tikaf tidak ada batasan waktu minimalnya, artinya boleh cuma sesaat di malam atau di siang hari.[20] Al Mardawi rahimahullah mengatakan, “Waktu minimal dikatakan i’tikaf pada i’tikaf yang sunnah atau i’tikaf yang mutlak[21] adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya sesaat).”[22]
Yang Membatalkan I’tikaf
1.     Keluar masjid tanpa alasan syar’i dan tanpa ada kebutuhan yang mubah yang mendesak.
2.    Jima’ (bersetubuh) dengan istri berdasarkan Surat Al Baqarah ayat 187. Ibnul Mundzir telah menukil adanya ijma’ (kesepakatan ulama) bahwa yang dimaksud mubasyaroh dalam surat Al Baqarah ayat 187 adalah jima’ (hubungan intim)[23].
Yang Dibolehkan Ketika I’tikaf
1.     Keluar masjid disebabkan ada hajat yang mesti ditunaikan seperti keluar untuk makan, minum, dan hajat lain yang tidak bisa dilakukan di dalam masjid.
2.    Melakukan hal-hal mubah seperti mengantarkan orang yang mengunjunginya sampai pintu masjid atau bercakap-cakap dengan orang lain.
3.    Istri mengunjungi suami yang beri’tikaf dan berdua-duaan dengannya.
4.   Mandi dan berwudhu di masjid.
5.   Membawa kasur untuk tidur di masjid.
Mulai Masuk dan Keluar Masjid
Jika ingin beri’tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka seorang yang beri’tikaf mulai memasuki masjid setelah shalat Shubuh pada hari ke-21 dan keluar setelah shalat shubuh pada hari ‘Idul Fithri menuju lapangan. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits ‘Aisyah, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ ، وَإِذَا صَلَّى الْغَدَاةَ دَخَلَ مَكَانَهُ الَّذِى اعْتَكَفَ فِيهِ – قَالَ – فَاسْتَأْذَنَتْهُ عَائِشَةُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus i’tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa beri’tikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.”[24]
Namun para ulama madzhab menganjurkan untuk memasuki masjid menjelang matahari tenggelam pada hari ke-20 Ramadhan. Mereka mengatakan bahwa yang namanya 10 hari yang dimaksudkan adalah jumlah bilangan malam sehingga seharusnya dimulai dari awal malam.
Adab I’tikaf
Hendaknya ketika beri’tikaf, seseorang menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan seperti berdo’a, dzikir, bershalawat pada Nabi, mengkaji Al Qur’an dan mengkaji hadits. Dan dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.[25]
Artikel www.muslim.or.id

Tuesday, July 30, 2013

RAMADHAN DAY 21

Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, Kau kurniakanlah kasihku kepada Mu, moga bertambah kekuatanku untuk mencintaiMu, wahai tuhan yang mengetahui segala isi hati, kau hadiahkanlah setiap rinduku hanya padaMu, moga rinduku akan terus berlabuh pada tiap kamar hati hanya padaMu...

Monday, July 29, 2013

RAMADHAN DAY 20

Du’a in the last ten days of Ramadhan by Shaikh Yasir Qadhi
“O Allah! Purify our hearts from hypocrisy, and our tongues from lying, and our deeds from showing off.”

Doa dalam sepuluh hari-hari terakhir Ramadhan oleh Shaikh Yasir Qadhi
"Ya Allah! Bersihkanlah hati kami dari kepura-puraan, dan lidah kami daripada berdusta, dan amalan kami daripada menunjuk-nunjuk. "

Sunday, July 28, 2013

RAMADHAN DAY 19

“You do not do evil to those who do evil to you, but you deal with them with forgiveness and kindness” – Muhammad PBUH (Bukhari)

Saturday, July 27, 2013

RAMADHAN DAY 18

Read Quran
The best cure to light your heart
Bacalah Al Quran
Penawar terbaik untuk menerangi hatimu

Friday, July 26, 2013

RAMADHAN DAY 17

“Patience is not being passive and waiting for a miracle, its to do everything possible to change your situation then leave it to ALLAH”


“Kesabaran bukan menjadi pasif dan menunggu keajaiban, ia adalah melakukan segala yang mungkin untuk mengubah keadaan anda, kemudian berserah kepada ALLAH”

Thursday, July 25, 2013

RAMADHAN DAY 16

“Pemberian akan meningkatkan rasa cinta kita antara satu sama lain” – Al Bukhari

Wednesday, July 24, 2013

RAMADHAN DAY 15

Bulan Ramadhan adalah bulan untuk semua umat Islam untuk menjadi lebih produktif. Dalam erti kata bukan sahaja produktif dengan meningkatkan amal ibadah pada malam hari tetapi juga produktif melakukan kegiatan pada siang hari. Bulan Ramadhan bukan merupakan bulan untuk kita memberi alasan untuk tidak terus meningkatkan pencapaian kita.

Jika kita lihat kepada umat Islam dahulu, mereka bukan sahaja meningkatkan amal ibadah pada malam harinya, tetapi juga berjihad di jalan Allah pada siang harinya.


Sepatutnya pada bulan Ramadhan umat Islam perlu lebih produktif kerana hanya perlu memberi tumpuan kepada kerja sahaja, tanpa perlu memikirkan makan dan minum.

Tuesday, July 23, 2013

RAMADHAN DAY 14

“Da’wah is not to preach hard, but to reach heart”
Dari Abdullah bin Amr RadhiAllahuanhu Ta’ala bahawa Nabi Muhammad S.A.W. bersabda “Sampaikanlah daripadaku walau hanya satu ayat” (HR Bukhari)

Monday, July 22, 2013

RAMADHAN DAY 13

“The first step in knowledge is to listen, then to be quiet and attentive, then to preserve it, then to put it into practice, and then to spread it” (Sufyan ibnu ‘Uyainah)

Sunday, July 21, 2013

RAMADHAN 12

“ Your level of Iman can be measured in the consistency of your good deeds”

Saturday, July 20, 2013

RAMADHAN DAY 11

Islam amat melarang umatnya melakukan pembaziran sehingga Allah SWT menyifatkan orang-orang yang suka membazir itu sebagai saudara syaitan. Firman Allah SWT yang bermaksud, “Sesungguhnya orang-orang yang melakukan pembaziran itu adalah saudara-saudara syaitan, sedang syaitan itu pula adalah makhluk yang sangat kufur kepada Tuhannya” (Surah al-Isra’: 27).


Allah SWT menggariskan panduan kepada manusia dalam soal makan dan minum supaya tidak berlaku pembaziran. Firman-Nya yang bermaksud, “…dan makanlah serta minumlah dan jangan pula kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah SWT tidak suka orang-orang yang berlebih-lebihan” (Surah al-A’raf: 31).

Friday, July 19, 2013

RAMADHAN DAY 10

Daripada Jundub bin Abdullah, katanya, Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang bersolat Subuh (pada waktunya secara berjemaah) maka dia berada dalam jaminan (keamanan dan perjanjian Allah dengan itu janganlah sampai Allah menuntut sesuatu kepada kamu daripada jaminan – perjanjian). (Jangan sampai kamu meninggalkan solat Subuh) kerana sesungguhnya sesiapa yang dituntut oleh Allah daripada suatu jaminannya (perjanjiannya) tentu akan tercapai (berlaku), kemudian Allah menyembahkan mukanya ke dalam api neraka.” (Riwayat Muslim)
Orang Islam digalakkan solat lima waktu berjemaah kerana terdapat banyak fadilatnya. Orang yang menunaikan solat lima waktu khususnya solat Subuh maka dia tetap berada dalam jaminan (tanggungjawab) Allah sepanjang hari.
Sesiapa yang menganiayai atau menghalang seseorang daripada beribadah, nescaya dia akan diazab oleh Allah SWT. Meninggalkan solat Subuh maka terbatallah jaminan yang diberikan Allah kepada hamba berkenaan.

Thursday, July 18, 2013

ISLAMIC WALLPAPER DARI ISLAMICAN.COM


Koleksi wallpaper islamic dari website islamcan.com.

RAMADHAN DAY 9

"Manfaatkanlah lima kesempatan sebelum datang kesempitan. Manfaatkan usia mudamu sebelum kamu tua, manfaatkan sehatmu sebelum sakit, gunakan kekayaanmu sebelum kamu miskin, gunakan waktu lapangmu sebelum kamu sibuk dan manfaatkan hidupmu sebelum kamu mati." (HR al-Hakim)

Wednesday, July 17, 2013

REKOD TRANSIT (SEJARAH T1, GEOGRAFI T2 & BM T2)

RAMADHAN DAY 8

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah s.a.w bersabda “ Barangsiapa yang bersedekah sebesar biji kurma dari usahanya yang halal , maka Allah akan menerima sedekahnya itu dengan tangan kanan-Nya, kerana sesungguhnya Allah hanya mahu menerima sedekah dari usaha yang halal, dan akan memberi tambahan kepada pemiliknya seperti seseorang di antara kamu yang terus menambah tabungnya yang sedikit, sampai menjadi gunung .” ( HR Bukhari dan Muslim )
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...